Subnet
mask dan subnetting
I.
Teori
Dasar
Address
adalah
alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan
protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (biary digit atau bilangan
duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap
bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255. Jumlah IP
address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4
milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di
seluruh dunia. IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian
network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi
suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk
identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam
jaringan yang sama memiliki net ID yang sama.
Subnet
mask adalah isitilah Teknlogi Informasi dalam bahasa inggris yang mengacu
kepada angka biner 32-bit yang digunakan untuk membedakan Net ID dengan Host
ID, Menunjukan letak suatu host apakah
berada di jaringan lokal (private) atau di jaringan public (public).
Subnetting
adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang
cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.
Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh
kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting,
anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai
kebutuhan.
Dua
alasan utama melakukan subnetting, yaitu :
1. Mengalokasikan
IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh
alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau
16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network
dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau
dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang
memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin
akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan
kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device,
mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan
memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan
network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical
network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network
harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network
biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih
kecil-bahkanlebihkecil - dari Class C address.
Subnets
Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan
C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A,
B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16,
dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda- beda. Di
network yang ke dua, empat bit pertama host ID digunakan untuk memisahkan
network ke dalam dua bagian kecil network - diidentifikasikan dengan subnet 16
dan 32. Bagi dunia luar (di sisi luar router), kedua network ini tetap akan
tampak seperti sebuah network dengan IP 144.28.0.0.
Berikut
ini adalah cara-cara dan contoh soal
tentang bagaimana cara menghitung
subnetting,yaitu :
1.
Subnetting kelas C
Network address
192.168.1.0/26
Analisis : 192.168.1.0
berarti kelas ,dengan subnetmask /26 berarti :
11111111.11111111.11111111.110000000(255.255.255.192).
·
Jumlah Subnet : 2x ,x adalah
banyaknya binary 1 pada octet terakhir subnet mask(2 oktet terakhir untuk kelas
B dan 3 octet untuk kelas A) sehingga jumlah subnet adalah 22=4.
·
Jumlah Host per subnet=2y-2, saat
y adalah kebalikan dari x,yaitu banyaknya binary 0 pada octet terakhir subnet
sehingga jumlah host per subnet adalah 26-2=62 host.
·
Blok Subnet=256-192(nilai octet terakhir
subnetmask)=64.subnet berikkutnya adalah 64+64=128,dn 128+64=192 sehingga
subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
·
Buatlah tabel host dan subnet valid dengan
catatan : host pertama adalah 1 angka subnet dan broadcast adalah 1 angka
sebelum angka berikutnya. Tabel perhitungan IP kelas C.
Subnet
|
192.168.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host
Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host
Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
2.
Subnetting Kelas B
Untuk
subnetting, ada 2 contoh penting yang ada yang harus ana mengerti,yaitu :
Contoh
1: network address 172.16.0.0/18
Analisa
: 172.16.0.0 berarti kelas B,dengan subnetmask/18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.191.0)
Perhitungan
:
·
Jumlah subnet=2x ,saat x adalah banyaknya binary 1 pada
2 octet terakhir sehinggv jumlah subnet adalah
22=4.
·
Jumlah host per subnet=2y-2,saat
y adalah kebalikan dari x,yaitu banyaknya binary 0 pada 2 octet terakhir
sehingga jumlah host per subnet adalah 214-2=16.382 host.
·
Blok Subnet=256-192=64. Subnet berikutnya
adalah 64+64=128 dan 128+64=192 sehingga subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
·
Alamat host dan broadcast yang valid ? tabel
perhitungan IP kelas B
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host
Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host
Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16.255.255
|
Contoh
2 : network address 172.16.0.0/25
Analisis : 172.16.0.0
berarti kelas B ,dengan subnet mask/25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000(255.255.255.128).
Perhitungan :
·
Jumlah Subnet :29=512 subnet
·
Jumlah host per subnet : 27-2=126
host.
·
Blok subnet=256-128=128. Jadi lengkapnya
adalah(0,128)
·
Tabel perhitungan IP kelas B
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
***
|
172.16.255.128
|
Host
Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.1.129
|
172.16.1.1
|
***
|
172.16.255.129
|
Host
Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
***
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
***
|
172.16.255.255
|
3.
Subnetting IP kelas A
Sesungguhnya,semua
konsepnya sama saja. Perbedaanya adalah di octet anda mainkan blok sub. Jika
kelas C berada di octet ke 4(terakhir),lalu kelas B berada di octet ke 3 dan ke
4 (2 octet terakhir) maka kelas A berada di octet ke 2,3 dan 4 (3 octet
terakhir),misal pada contoh soal untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisis
:10.0.0.0 berarti kelas A,dengan subnetmask atau prefik 16 (/16) berarti
11111111.11111111.00000000.00000000(255.255.0.0).
Penghitungan
:
·
Jumlah subnet : 28=256 subnet
·
Jumlah host per subnet :216-2=65.534
host
·
Blok subnet=256-255=1 sehingga subnet
lengkapnya 0,1,2 dan seterusnya.
·
Tabel perhitungan IP kelas a
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
***
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host
Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
***
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host
Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
***
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
***
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
II.
Analisa
Subnetting
adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang
cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.
Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh
kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting,
anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai
kebutuhan.
Pada
praktikum kali ini kita menghitung subnet mask pada kelas c, kita akan
menghitung subnetmask, jumlah subnet, jumlah maxsimal hasil tiap subnet dan
bloc subnet.
Contoh
:
IP
address : 192.168.100.0 kelas C /27
Subnetmask : 11111111.11111111.11111111.11100000
255 255 255 224
Jumlah subnet = 2x
= 23
= 8
Jumlah maxsimal hasil tiap subnet
= 2y-2
= 25-2
= 30
Maka table subnet
sebagai berikut :
No
|
Net addresss
|
IP awal
|
IP akhir
|
Broadcast
|
1
|
192.168.100.0
|
192.168.100.1
|
192.168.100.30
|
192.168.100.31
|
2
|
192.168.100.32
|
192.168.100.33
|
192.168.100.62
|
192.168.100.63
|
3
|
192.168.100.64
|
192.168.100.65
|
192.168.100.94
|
192.168.100.95
|
4
|
192.168.100.96
|
192.168.100.97
|
192.168.100.126
|
192.168.100.127
|
5
|
192.168.100.128
|
192.168.100.129
|
192.168.100.158
|
192.168.100.159
|
6
|
192.168.100.160
|
192.168.100.161
|
192.168.100.190
|
192.168.100.191
|
7
|
192.168.100.192
|
192.168.100.193
|
192.168.100.222
|
192.168.100.223
|
8
|
192.168.100.224
|
192.168.100.225
|
192.168.100.254
|
192.168.100.255
|
III.
Kesimpulan
Pada
Praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa Subnetting adalah upaya / proses
untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi
beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Teknik subnetting
membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP
Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat
network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan. Subnet mask
terdiri dari 32 bit yang mana terbagi dalam 4 segmen, subnet mask merupakan
angka yang membedakan network dengan host, Class full adalah kelas yang memakai
subnet mask default, Pada kelas c subnet mask default nya adalah 255.255.255.0,
Pada kelas b subnet mask default nya adalah 255.255.0.0, Pada kelas a subnet
mask default nya adalah 255.0.0.0 dan Class flash adalah IP yang subnet mask
nya dapat ditentukan sendiri.
IV.
Referensi
Jati Waloeya,Yohan. 2012.computer networking.Yogyakarta:PT
Andi.Hal 69-73
Irawan,Budi.2005.Jaringan
Komputer. Yogyakarta:Graha Ilmu.Hal 92-94