Diagonal Select - Hello Kitty 2

Rabu, 16 Maret 2016

Subnet mask dan subnetting

Subnet mask dan subnetting

I.             Teori Dasar
Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (biary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255. Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama.
Subnet mask adalah isitilah Teknlogi Informasi dalam bahasa inggris yang mengacu kepada angka biner 32-bit yang digunakan untuk membedakan Net ID dengan Host ID,  Menunjukan letak suatu host apakah berada di jaringan lokal (private) atau di jaringan public (public).
Subnetting adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Dua alasan utama melakukan subnetting, yaitu :
1.     Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2.     Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil-bahkanlebihkecil - dari Class C address.
Subnets Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda- beda. Di network yang ke dua, empat bit pertama host ID digunakan untuk memisahkan network ke dalam dua bagian kecil network - diidentifikasikan dengan subnet 16 dan 32. Bagi dunia luar (di sisi luar router), kedua network ini tetap akan tampak seperti sebuah network dengan IP 144.28.0.0.


Berikut ini adalah  cara-cara dan contoh soal tentang  bagaimana cara menghitung subnetting,yaitu :
     1.     Subnetting kelas C
Network address 192.168.1.0/26
Analisis : 192.168.1.0 berarti kelas ,dengan subnetmask /26 berarti : 11111111.11111111.11111111.110000000(255.255.255.192).
      ·         Jumlah Subnet : 2x ,x adalah banyaknya binary 1 pada octet terakhir subnet mask(2 oktet terakhir untuk kelas B dan 3 octet untuk kelas A) sehingga jumlah subnet adalah 22=4.
      ·         Jumlah Host per subnet=2y-2, saat y adalah kebalikan dari x,yaitu banyaknya binary 0 pada octet terakhir subnet sehingga jumlah host per subnet adalah 26-2=62 host.
·         Blok Subnet=256-192(nilai octet terakhir subnetmask)=64.subnet berikkutnya adalah 64+64=128,dn 128+64=192 sehingga subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
·         Buatlah tabel host dan subnet valid dengan catatan : host pertama adalah 1 angka subnet dan broadcast adalah 1 angka sebelum angka berikutnya. Tabel perhitungan IP kelas C.
Subnet
192.168.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255

    2.     Subnetting Kelas B
Untuk subnetting, ada 2 contoh penting yang ada yang harus ana mengerti,yaitu :
Contoh 1: network address 172.16.0.0/18
Analisa : 172.16.0.0 berarti kelas B,dengan subnetmask/18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.191.0)
Perhitungan :
·         Jumlah subnet=2,saat x adalah banyaknya binary 1 pada 2 octet terakhir sehinggv jumlah subnet adalah  22=4.
·         Jumlah host per subnet=2y-2,saat y adalah kebalikan dari x,yaitu banyaknya binary 0 pada 2 octet terakhir sehingga jumlah host per subnet adalah 214-2=16.382 host.
·         Blok Subnet=256-192=64. Subnet berikutnya adalah 64+64=128 dan 128+64=192 sehingga subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
·         Alamat host dan broadcast yang valid ? tabel perhitungan IP kelas B
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16.255.255
Contoh 2 : network address 172.16.0.0/25
Analisis : 172.16.0.0 berarti kelas B ,dengan subnet mask/25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000(255.255.255.128).
Perhitungan :
·         Jumlah Subnet :29=512 subnet
·         Jumlah host per subnet : 27-2=126 host.
·         Blok subnet=256-128=128. Jadi lengkapnya adalah(0,128)
·         Tabel perhitungan IP kelas B
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
***
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.1.129
172.16.1.1
***
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
***
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
***
172.16.255.255

   3.     Subnetting IP kelas A
Sesungguhnya,semua konsepnya sama saja. Perbedaanya adalah di octet anda mainkan blok sub. Jika kelas C berada di octet ke 4(terakhir),lalu kelas B berada di octet ke 3 dan ke 4 (2 octet terakhir) maka kelas A berada di octet ke 2,3 dan 4 (3 octet terakhir),misal pada contoh soal untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisis :10.0.0.0 berarti kelas A,dengan subnetmask atau prefik 16 (/16) berarti 11111111.11111111.00000000.00000000(255.255.0.0).
Penghitungan :
·         Jumlah subnet : 28=256 subnet
·         Jumlah host per subnet :216-2=65.534 host
·         Blok subnet=256-255=1 sehingga subnet lengkapnya 0,1,2 dan seterusnya.
·         Tabel perhitungan IP kelas a
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
***
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
***
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
***
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
***
10.254.255.255
10.255.255.255

II.            Analisa

Subnetting adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Pada praktikum kali ini kita menghitung subnet mask pada kelas c, kita akan menghitung subnetmask, jumlah subnet, jumlah maxsimal hasil tiap subnet dan bloc subnet. 
Contoh :
IP address : 192.168.100.0             kelas C /27
Subnetmask : 11111111.11111111.11111111.11100000
255             255               255          224

Jumlah subnet = 2x
                = 23
          = 8
     Jumlah maxsimal hasil tiap subnet   = 2y-2
                                         = 25-2
                                         = 30


Maka table subnet sebagai berikut :

No
Net addresss
IP awal
IP akhir
Broadcast
1
192.168.100.0
192.168.100.1
192.168.100.30
192.168.100.31
2
192.168.100.32
192.168.100.33
192.168.100.62
192.168.100.63
3
192.168.100.64
192.168.100.65
192.168.100.94
192.168.100.95
4
192.168.100.96
192.168.100.97
192.168.100.126
192.168.100.127
5
192.168.100.128
192.168.100.129
192.168.100.158
192.168.100.159
6
192.168.100.160
192.168.100.161
192.168.100.190
192.168.100.191
7
192.168.100.192
192.168.100.193
192.168.100.222
192.168.100.223
8
192.168.100.224
192.168.100.225
192.168.100.254
192.168.100.255


III.          Kesimpulan

Pada Praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa Subnetting adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan. Subnet mask terdiri dari 32 bit yang mana terbagi dalam 4 segmen, subnet mask merupakan angka yang membedakan network dengan host, Class full adalah kelas yang memakai subnet mask default, Pada kelas c subnet mask default nya adalah 255.255.255.0, Pada kelas b subnet mask default nya adalah 255.255.0.0, Pada kelas a subnet mask default nya adalah 255.0.0.0 dan Class flash adalah IP yang subnet mask nya dapat ditentukan sendiri.

IV.          Referensi

Jati Waloeya,Yohan. 2012.computer networking.Yogyakarta:PT Andi.Hal 69-73
Irawan,Budi.2005.Jaringan Komputer. Yogyakarta:Graha Ilmu.Hal 92-94





Tidak ada komentar:

Posting Komentar